Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

MEMBANGUN DI ATAS DASAR YANG KOKOH

  MEMBANGUN DI ATAS DASAR YANG KOKOH (1 Korintus 3:10-17) Saudara-saudara yang terkasih, pergumulan yang dihadapi jemaat Korintus saat itu adalah munculnya pengelompokan ditengah-tengah jemaat. Pengelompokan tersebut sudah mengarah kepada perselisihan atau perpecahan. Sebagian ada yang mengklaim sebagai kelompok Paulus, ada juga yang mengklaim sebagai kelompok Apolos, Kefas dan lain sebagainya. Padahal antara Paulus dan para pemberita Injil itu tidak ada persoalan atau perselisihan. Namun jemaat membanding-bandingkan para pemberita Injil tersebut, sehingga mereka terjatuh kepada pengelompokan.   Sebagian berkata si Paulus lebih hebat, tetapi yang lain berkata Apolos lebih hebat, demikian seterusnya. Oleh karena itulah,   dalam perikop ini rasul Paulus, mengarahkan kita kepada dua hal, yaitu: 1. Yang Menjadi Dasar dari Gereja adalah Kristus. Saudara-saudara, ketika membangun sebuah rumah, tentunya seseorang akan membangun rumah tersebut di atas sebuah fundasi yang kuat.   Karena j

REFORMASI SPRITUALITAS (2 RAJA-RAJA 23:1-14)

   Reformasi Spritualitas (2 Raja-raja 23:1-14) 1.     Profil Yosia yang Melakukan Pembaharuan (Reformasi). Saudara-saudara yang terkasih, Yosia diangkat menjadi raja memerintah kerajaan Yehuda (Israel Selatan) pada usia delapan tahun. Sungguh dapat dibayangkan bahwa usianya masih terlalu belia untuk menjadi pemimpin dari sebuah kerajaan. Namun, prestasinya sangat luar biasa. Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya (usia 16 tahun), ketika Yosia masih remaja, dia mulai mencari Allah. Empat tahun kemudian (usia 20 tahun) Yosia mulai melakukan pembaharuan (reformasi) di kerajaan Yehuda.  Raja-raja yang memerintah sebelumnya Manasye dan Amon   yaitu kakek dan ayah Yosia adalah yang tidak perduli dengan hal-hal rohani, bahkan terlibat kepada perbuatan menyembah ilah lain. Oleh karena itu,  orang Yehuda sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang mendukakan hati Tuhan. Mereka menyembah berhala pada bukit-bukit pengurbanan dan tugu-tugu berhala. Berhala-berhala pun disembah dalam bent

PANGGILAN MEMELIHARA ALAM

I MAMAT 25:1-13  Saudara-saudara yang terkasih, apabila kita memiliki sepeda motor, pastilah sepeda motor itu tidak terus kita pergunakan. Pastilah ada saatnya, kita akan mengistirahatkan kenderaan itu dan memasukkannya ke bengkel untuk diservis. Karena pastilah, oleh karena dipergunakan dalam waktu sekian lama, maka ada peralatan dari sepeda motor itu yang aus sehingga membutuhkan perawatan atau pergantian. Kenderaan itu diistirahatkan untuk mendapat perawatan atau perbaikan. Sehingga ketika selesai diistirahatkan, maka kenderaan itu dapat dipergunakan kembali. Saudara-saudara, dalam perikop kotbah saat ini, TUHAN mengatakan bahwa tanah yang akan dimasuki oleh bangsa Israel harus dikelola oleh bangsa Israel dengan baik. Mereka harus menanami dan mengambil hasil dari tanah tersebut. Tetapi yang menarik, TUHAN mengatakan bahwa mereka tidak boleh mengelola atau mengusahakan tanah itu secara terus menerus. Ada waktunya mereka mengelola tanah tersebut. Tetapi ada waktunya, mereka harus me

JAUHILAH KETAMAKAN

LUKAS 12:13-21 Saudara-saudara yang terkasih, kotbah kita saat ini membicarakan tentang ketamakan. Ketamakan adalah sebuah sikap hati terhadap harta atau kekayaan dunia ini. Secara jelas, Yesus menjelaskan bahwa orang yang tamak adalah “Orang yang mengumpulkan hartanya hanya bagi dirinya sendiri” (21a). Sikap hati yang tamak adalah sikap hati manusia yang tertutup bagi orang lain dan tidak mau berbagi dengan orang lain. Oleh karena itulah, orang yang tamak, sering juga disebut sebagai orang yang serakah. Tetapi, kita harus membedakan orang yang tamak atau serakah dengan orang yang pelit atau kikir. Walaupun, sebenarnya, terkadang kelihatannya tidak berbeda orang yang tamak dengan orang yang pelit. Tetapi sesungguhnya, kedua sifat ini adalah sangat berbeda. Mata hati orang yang pelit tidak selalu buta melihat orang lain, walaupun cenderung rabun. Sesekali orang yang pelit dapat jelas melihat orang lain, namun itu pun dengan penuh pertimbangan dan perhitungan yang sangat ketat.

YESAYA 63,11-14

ROH YANG MENUNTUN Pemberian TUHAN yang luar biasa dalam kehidupan umatNya, adalah TUHAN memberikan Roh Kudus ketengah-tengah umat. Dalam pergumulan bangsa Israel, pada masa ketika mereka keluar dari perbudakan di Babel, nabi Yesaya mengingatkan mereka tentang tuntunan TUHAN dalam kehidupan mereka. Beberapa hal, yang ditekankan tentang tuntunan Allah tersebut adalah: 1. Mengalami perkara-perkara yang luar biasa. Dalam perikop kita ini, bangsa Israel diingatkan tentang perbuatan TUHAN yang besar dalam kehidupan mereka. Mereka mengalami perkara-perkara yang luar biasa. Ketika mereka dikejar-kejar oleh Firaun dan pasukannya. Mereka sudah bingung. Bagaimana mereka dapat lepas dari tangan Firaun. Tetapi TUHAN menunjukkan pertolongan, dengan cara yang luar biasa. Mereka dapat menyeberangi Laut Merah yang membentang di hadapan mereka. Sedikitpun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan dapat menyeberangi Laut itu dengan berjalan kaki. Tetapi TUHAN tunjukkan pertolonganNya dala

Mazmur 27:7-14

BERSERAH SEPENUHNYA  KEPADA TUHAN  Dalam perikop kotbah kita ini, terlihat ada hati yang berserah kepada TUHAN. Daud berserah kepada TUHAN, dan percaya bahwa TUHAN adalah TUHAN yang mahapengasih dan mahapemurah. KasihNya melebihi kasih orangtuanya. Ia bahkan berkata: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku” (ayat 10). Melalui ungkapan itu, Daud menunjukkan hatiNya yang sungguh-sungguh percaya bahwa TUHAN tidak akan pernah meninggalkan dirinya. TUHAN akan senantiasa setia mendengarkan segala seru doa dan permohonannya. Sesungguhnya, dalam kehidupannya, Daud memiliki banyak masalah dan pergumulan. Masalah dan pergumulan itu, diantaranya datang dari orang-orang di sekitar yang berniat jahat untuk menjatuhkan dan menghancurkan dirinya (ayat 2-3), dikhianati dan ditinggalkan orang-orang dekat dan yang dikasihinya, bangkitnya orang-orang yang iri hati dan dengki yang berusaha memfitnah dirinya (ayat 12). Dalam menghadapi semua masalah dan pergumulan itu

BAGAIMANA SUPAYA BERSERU/ BERDOA DAN DIDENGAR TUHAN ?

BERSERU DAN DIDENGAR TUHAN (MATIUS 20,29-34) Dalam Matius 20:29-34 disebutkan ada dua orang yang berseru kepada Yesus, dan Yesus mendengarkan mereka. Mengapa ?  1. BERSERU DENGAN IMAN Kedua orang buta itu tidak asal berseru. Tetapi mereka berseru dengan iman. Mereka tidak dapat melihat Yesus, tapi mereka memiliki iman kepada Yesus. Bahwa Yesus adalah Mesias. Seruan kepada Yesus: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah aku”, memperlihatkan bahwa mereka memiliki iman. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka memohon belas kasihan bukan kepada manusia biasa, tetapi kepada mesias, Anak Allah. Oleh karena itu, jangan asal berdoa, jangan asal membaca Alkitab, jangan asal beribadah. Tetapi lakukanlah dengan iman.  2. TETAP BERSERU, WALAUPUN ADA TANTANGAN Kedua orang buta itu mengalami kebutaan sejak lahir. Sepanjang hidup, mereka mengalami penderitaan, bahkan banyak orang beranggapan bahwa mereka adalah orang yang terkutuk, pembawa sial, orang yang berdosa. Keadaan ini membuat mereka tersing

1 TAWARIKH 17:16-27

DOA UCAPAN SYUKUR Saudara yang terkasih,   f irman Tuhan  pada Minggu Rogate ini adalah tentang doa ucapan syukur raja Daud. Doa ini adalah suatu doa yang khusus dipanjatkan. Doa yang disengaja, doa yang direncanakan atau dipersiapkan, doa yang lahir dari pertimbangan, pikiran dan keputusan yang mantap. Sebuah doa yang dimulai dari pemahaman yang benar tentang Allah.   Dalam doanya Daud tampak sungguh tergantung pada Allah. Ia sangat membutuhkan Allah karena segala sesuatu terjadi atas otoritas atau kuasa Allah. Dalam minggu Rogate ini untuk memahami makna doa ucapan syukur ada 3 hal yang patut mendapat sorotan penting yaitu :   1.       Berdoa adalah sikap   takjub dihadapan Tuhan Untuk memulai doanya, Daud masuk ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil mengucapkan doanya. Hal ini menunjukkan sikap takjub dihadapan Tuhan. Suatu sikap heran, tercenggang dan mengakui perbuatan TUHAN dengan penuh kerendahan hati, kesadaran diri, merasa tak layak dan berkata "Si

LUKAS 18:1-8

TEKUNLAH  BERDOA Saudara-saudara yang terkasih, tentulah kita semua pernah mengalami kejenuhan. Kita merasa jenuh oleh karena masalah bertubi-tubi menerpa hidup kita. Kita merasa sudah berdoa agar masalah kita dapat selesai. Tapi kenyataannya, masalah kita tidak kunjung selesai. Bahkan timbul masalah baru. Selanjutnya, kita merasa putus asa dan frustrasi. Kita merasa doa-doa kita tidak didengar oleh TUHAN, sehingga kita kemudian menjadi malas dan jenuh dalam berdoa. Saudara-saudara, pada saat ini, melalui renungan ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak pernah berhenti berdoa. Yesus berkata kepada kita: “Kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu”. Artinya, kita harus terus berdoa. Semakin banyak masalah, semakin serius kita berdoa. Jangan karena ada masalah, atau merasa sepertinya masalah tidak selesai-selesai, kita menjadi malas berdoa. Jangan karena masalah, kita menjadi malas beribadah. Justru ditengah-tengah masalah lah,  iman kita sedang diuji. TUHAN sedang melihat

ULANGAN 31:14-22

TETAP SETIA MEMUJI TUHAN Saudara-saudara yang terkasih, pada akhirnya, jika telah tiba waktunya, hidup seseorang akan berakhir. Demikianlah halnya dengan hidup Musa. Musa harus mengakhiri kehidupannya di umur 120 tahun, dalam keadaan fisik yang masih kuat dan matanya belum rabun (Ulangan 34:7). Ketika akan mengakhiri kehidupannya, Musa diminta oleh TUHAN naik ke atas gunung Nebo. Dari puncak gunung tersebut, Musa diperkenankan TUHAN melihat tanah Kanaan yang akan dimasuki oleh bangsa Israel. Setelah cukup lama, Musa melihat keindahan tanah Kanaan dari puncak gunung itu, kemudian TUHAN pun memanggil Musa. Musa meninggal di puncak gunung Nebo. TUHAN sendiri yang menguburkannya di salah satu lembah di sekitar gunung tersebut. Bangsa Israel berupaya mencari-cari kuburan Musa, tapi tidak pernah menemukan. Walaupun kuburannya tidak pernah ditemukan oleh bangsa Israel, tapi mereka percaya bahwa saat ini, Musa bersama dengan Bapa di Sorga. Inilah juga kerinduan kita, bahwa pada akhirnya,

Wahyu 12:10-12

WAHYU 12:10-12 MENYANYIKAN KESELAMATAN DARI TUHAN Saudara-saudara   terkasih dalam nama Yesus Kristus , tidak terasa bahwa kita sudah beberapa minggu mengadakan I badah Kebaktian Minggu di rumah. Sesungguhya, pastilah kita semua merasakan   ke rindu an beribadah di gereja bersama anggota jemaat lainnya. Saudaraku yang terkasih,   dalam situasi ini kita diajar untuk tetap bersyukur dalam segala hal dan mampu menyanyikan suara pujian kita atau kantate bagi Allah. Kantate adalah ungkapan hati yang beriman dan percaya bahwa saat keselamatan atau waktu pertolongan Tuhan akan tiba pada waktuNya. Mari kita pahami bersama makna nyanyian sy u kur iman kita atau   kantate s ebagai berikut: 1.       Keselamatan tiba , raih lah masa depan. Saudara-saudara, pada ayat 10 dikatakan: “ Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:   "Sekarang telah tiba   keselamatan..... karena telah dilemparkan ke bawah   penyesat   yang mendakwa siang dan malam di hadapan Allah kita. ”

ULANGAN 31:14-22

SETIA MEMUJI TUHAN (ULANGAN  31:14-22) Saudara-saudara yang terkasih, pada akhirnya, jika telah tiba waktunya, hidup seseorang akan berakhir. Demikianlah halnya dengan hidup Musa. Musa harus mengakhiri kehidupannya di umur 120 tahun, dalam keadaan fisik yang masih kuat dan matanya belum rabun (Ulangan 34:7). Ketika akan mengakhiri kehidupannya, Musa   diminta oleh TUHAN naik ke atas gunung Nebo. Dari puncak gunung tersebut, Musa diperkenankan TUHAN melihat tanah Kanaan yang akan dimasuki oleh bangsa Israel. Setelah cukup lama, Musa melihat keindahan tanah Kanaan dari puncak gunung itu, kemudian TUHAN pun memanggil Musa. Musa   meninggal di puncak gunung Nebo.    TUHAN sendiri yang menguburkannya di salah satu lembah di sekitar gunung tersebut. Bangsa Israel berupaya mencari-cari kuburan Musa, tapi tidak pernah menemukan. Walaupun kuburannya tidak pernah ditemukan oleh bangsa Israel, tapi mereka percaya bahwa saat ini, Musa bersama dengan   Bapa di Sorga.   Inilah juga kerinduan kita,

2 Korintus 1:3-6

2 Korintus  1:3-6 PELAYANAN PENDERITAAN Mengapa Tuhan membiarkan kita bergumul? Jika Tuhan adalah Tuhan yang penuh kasih “Maha Baik dan Maha Kuasa”, mengapa hal-hal buruk terjadi pada diri saya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang biasa dan banyak orang ajukan, ketika ia berada di dalam masa-masa sukar atau penderitaan. Tahukah Anda, ada perbedaan besar antara ujian dan pencobaan . Kata ”menguji” dalam bahasa Yunani “dokimon” berarti “menemukan kelemahan dengan maksud menguatkan atau mengukuhkan”, sedangkan kata “mencobai”   atau “periazo”, dalam bahasa Yunani berarti “menemukan kelemahan dengan tujuan menggunakan kelemahan itu untuk menghancurkan orang tersebut”. Inilah perbedaannya. Tuhan tidak akan mencobai Anda sebaliknya iblis mencari kelemahan Anda untuk menjatuhkan Anda. Jika Anda diperhadapkan pada “pengujian” pakailah itu sebagai kesempatan agar DIA di-muliakan dalam hidup Anda. Penderitaan yang kita alami sering sekali adalah ujian untuk memperteguh iman kita. P

1 Yohanes 4:16 b-21

HIDUP DALAM KASIH 1 Yohanes 4:16 b-21 Ketika rasul Yohanes menulis surat ini, pada saat itu ada dua ajaran yang berkembang ditengah-tengah orang-orang Kristen yang baru bertumbuh, yaitu: ajaran gnostisisme dan ajaran doketisme. Ajaran gnostisime adalah ajaran yang menekankan bahwa Yesus itu manusia biasa. Meskipun ada sisi keilahiannya, namun lebih rendah dari Tuhan Allah. Sedangkan ajaran doketisme mengajarkan bahwa Yesus itu adalah Allah sejati, sisi kemanusiaanya hanya semu. Sebab tidak mungkin Allah yang kudus, tanpa dosa bercampur dengan manusia berdosa dan hidup dalam kejahatan. Ajaran doketisme menolak sisi kemanusiaan Yesus Kristus. Kedua ajaran ini bertentangan satu dengan yang lain. Persamaan kedua ajaran itu adalah bahwa keduanya menolak inkarnasi yang dilakukan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Dalam kaitan inilah, kita melihat bagaimana rasul Yohanes menjelaskan tentang kasih Allah yang mengatasi akal pikiran manusia. Karena kasihNya kepada manusia, IA sendiri

1 Yohanes 3:19-24

HATI YANG PERCAYA DAN MENGASIHI ( 1 Yohanes 3:19-24) 1.     Hati yang bermegah dalam kebenaran (ay.19-21) Hati sering digambarkan sebagai pusat dari kehidupan manusia. Oleh karena itulah, raja Salomo pernah mengungkapkan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22), dan Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat” (Amsal 15:13). Melalui ungkapan dalam kedua Amsal ini tergambar tentang bagaimana hati dianggap sebagai pusat kehidupan manusia.   Jika seseorang mengalami hati yang tertekan, ia pasti akan kelihatan lemah dan tidak bersemangat. Sebaliknya, jika seseorang memiliki hati yang dipenuhi sukacita, maka seseorang itu akan terlihat bersemangat. Dalam nas kita ini, Rasul Yohanes menasehati orang-orang Kristen yang tidak tenang hatinya, karena merasa bahwa dosanya terlalu banyak. Hatinya tidak tenteram karena dia merasa tertuduh. Dia merasa dirinya tidak layak di

1 TIMOTEUS 6:6-19

IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN ( 1 TIMOTEUS 6:6-19) 1.          URAT NI NASA HAJAHATON DO ROHA NA HOLONGAN TU HEPENG Dibagasan ayat 10 disurathon: “Urat ni nasa hajahaton do roha na holongan tu hepeng. I do disangkapi na deba, umbahen na lilu sian haporseaon i, gabe diaithon do godang na bernit tu dirina”. Uang adalah komoditas yang netral.   Dia dapat menjadi sesuatu yang membangun, tetapi juga dapat merusak. Allah menciptakan manusia untuk mengasihi Dia, tetapi sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menyerahkan hatinya kepada keinginan-keinginan yang lain. Salah satu keinginan itu adalah cinta akan uang. Cinta akan uang tidak hanya merampas hak Allah yang seharusnya mendapat kasih kita, tetapi juga   membuka pintu ke berbagai macam pencobaan, dan membuat kita menyimpang dari Pencipta kita. Jumlah uang yang kita miliki bukanlah sumber persoalannya, karena akarnya terletak di dalam hasrat hati kita. Kita tak pernah merasa cukup . Selalu merasa kekurangan. Daya pi