SETIA MEMUJI TUHAN
(ULANGAN 31:14-22)
Saudara-saudara yang terkasih, pada akhirnya, jika telah tiba waktunya, hidup seseorang akan berakhir. Demikianlah halnya dengan hidup Musa. Musa harus mengakhiri kehidupannya di umur 120 tahun, dalam keadaan fisik yang masih kuat dan matanya belum rabun (Ulangan 34:7). Ketika akan mengakhiri kehidupannya, Musa diminta oleh TUHAN naik ke atas gunung Nebo. Dari puncak gunung tersebut, Musa diperkenankan TUHAN melihat tanah Kanaan yang akan dimasuki oleh bangsa Israel. Setelah cukup lama, Musa melihat keindahan tanah Kanaan dari puncak gunung itu, kemudian TUHAN pun memanggil Musa. Musa meninggal di puncak gunung Nebo. TUHAN sendiri yang menguburkannya di salah satu lembah di sekitar gunung tersebut. Bangsa Israel berupaya mencari-cari kuburan Musa, tapi tidak pernah menemukan. Walaupun kuburannya tidak pernah ditemukan oleh bangsa Israel, tapi mereka percaya bahwa saat ini, Musa bersama dengan Bapa di Sorga. Inilah juga kerinduan kita, bahwa pada akhirnya, kita boleh bersama dengan saudara-saudara yang kita kasihi memasuki kehidupan yang kekal, bersama dengan Bapa di sorga. Namun, sebelum hidup Musa berakhir ditengah-tengah dunia ini, TUHAN telah memilih Yosua untuk menggantikan Musa (Ulangan 31:1-7). Yosua lah yang akan memimpin bangsa itu memasuki tanah Kanaan.
Saudara-saudara,
tentu timbul pertanyaan: Mengapa Yosua yang dipilih oleh Tuhan menggantikan
Musa. Ada dua alasan yang dapat dikemukakan, mengapa TUHAN memilih Yosua,
diantaranya:
Pertama, Yosua adalah
seorang abdi atau hamba yang taat dan setia. Ia dikenal sebagai seorang abdi
Musa yang sangat setia dan memiliki loyalitas tinggi. Yosua sangat dekat dengan Musa dan ia belajar banyak dari Musa. Ia meniti karir
kepemimpinan dari bawah. Ia terlebih dahulu mau dipimpin, kemudian menjadi seorang
pemimpin.
Kedua, Yosua adalah seorang
yang sabar dan memiliki prinsip kuat. Tidak mudah terpengaruh. Ketika Musa
berada di guning Sinai untuk menerima sepuluh firman dari Tuhan, orang-orang Isreal
tidak sabar menunggu Musa. Mereka tergoda untuk membuat patung anak lembu emas,
lalu menyembahnya. Yosua tidak mau tergoda. Yosua tidak mau menyembah ilah lain. Yosua
tidak pernah mau menduakan TUHAN. Hatinya sungguh-sungguh percaya dan
bergantung kepada TUHAN, sekalipun dia ditertawai dan diejek. Seperti
pengalamannya, ketika pulang dari mengintai tanah Kanaan. Ia diejek, ketika ia
berkata bahwa TUHAN akan mampu menolong mereka mengalahkan orang Kanaan yang
besar dan kuat.
Saudara-saudara, sikap hati seperti
yang dimiliki oleh Yosua inilah, yang tidak dimiliki oleh bangsa Israel, ketika
mereka sudah menetap di tanah Kanaan. TUHAN berkata kepada Musa bahwa ketika
mereka sudah tinggal dan menetap di tanah Kanaan, bangsa Israel akan tergoda
untuk meninggalkan Dia. Mereka akan menduakan TUHAN. Mereka akan melupakan
TUHAN dan mengikuti ilah lain. Oleh karena itu, TUHAN akan menghukum mereka.
Hukuman TUHAN tersebut adalah: mereka akan mengalami berbagai mala petaka dan
mereka akan binasa (ayat 17). Itulah yang diungkapkan oleh TUHAN kepada Musa,
bahwa bangsa itu akan berlaku tidak setia, walaupun TUHAN adalah setia. TUHAN
menepati janjiNya kepada nenek moyang mereka, Abraham, bahwa mereka akan masuk
ke tanah Kanaan. TUHAN akan memberikan sebuah negeri yang subur dan makmur.
TUHAN menghantar mereka ke sebuah kehidupan yang sejahtera. Tetapi, akhirnya
mereka melupakan TUHAN. Oleh karena itu, TUHAN akan menghukum mereka. Tujuan
penghukuman tersebut adalah agar mereka kembali ke jalan TUHAN.
Saudara-saudara yang
terkasih, pengalaman yang dialami oleh bangsa Israel mengingatkan kita untuk
tidak mudah terombang-ambing oleh karena persoalan dan keadaan dunia ini. Ada
ketikanya, kita mengalami kesulitan, seperti pada saat-saat ini, ketika kita
menghadapi wabah virus corona, tetapi marilah kita untuk tetap setia dan
bergantung kepada TUHAN. Marilah untuk tidak meninggalkan TUHAN. Kita memang
belum dapat beribadah ke gereja, seperti waktu-waktu yang lalu. Tetapi, itu
bukan berarti bahwa kita tidak dapat memuji TUHAN. Apapun yang terjadi, marilah
kita tetap memuji TUHAN. Amin.