Langsung ke konten utama

2 Korintus 1:3-6

2 Korintus  1:3-6
PELAYANAN PENDERITAAN


Mengapa Tuhan membiarkan kita bergumul? Jika Tuhan adalah Tuhan yang penuh kasih “Maha Baik dan Maha Kuasa”, mengapa hal-hal buruk terjadi pada diri saya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang biasa dan banyak orang ajukan, ketika ia berada di dalam masa-masa sukar atau penderitaan. Tahukah Anda, ada perbedaan besar antara ujian dan pencobaan. Kata”menguji” dalam bahasa Yunani “dokimon” berarti “menemukan kelemahan dengan maksud menguatkan atau mengukuhkan”, sedangkan kata “mencobai”  atau “periazo”, dalam bahasa Yunani berarti “menemukan kelemahan dengan tujuan menggunakan kelemahan itu untuk menghancurkan orang tersebut”. Inilah perbedaannya. Tuhan tidak akan mencobai Anda sebaliknya iblis mencari kelemahan Anda untuk menjatuhkan Anda. Jika Anda diperhadapkan pada “pengujian” pakailah itu sebagai kesempatan agar DIA di-muliakan dalam hidup Anda.
Penderitaan yang kita alami sering sekali adalah ujian untuk memperteguh iman kita. Penderitaan tersebut memperkokoh kepribadian kita. Sebagaimana yang terjadi pada sebuah batang kayu. Batang kayu yang baik tidak tumbuh dengan mudah. Semakin keras anginnya, semakin kuat pohonnya.

Pembahasan
Umumnya “penderitaan” membuat seseorang putus asa, mengeluh dan merasa seperti “orang yang bernasib tidak baik atau sial” tetapi berbeda dengan Rasul Paulus, justru ia mengatakan sebaliknya.  Paulus melihat penderitaan yang dialaminya sebagai proses dalam pembentukan kepribadiannya. Sehingga dia semakin matang dalam pelayanan.  Jelas sekali pada ayat 4-6: Rasul Paulus menyadari bahwa pengalaman yang dialaminya itu di masa “sukar atau penderitaan” adalah modal untuk menguatkan orang lain yang hidup dalam penderitaan dan kesukaran.
Dalam Alkitab, kita melihat bagaimana terkadang orang-orang pilihan Tuhan mengalami penderitaan. Mereka adalah orang yang menerima panggilan khusus dari Tuhan, namun bukan berarti mereka tidak menghadapi kesulitan. Justru didalam kesulitan itulah, mereka diuji sehingga terlihat kemurnian imannya. Sama seperti emas. Untuk menguji kemurniaan emas tersebut, dipergunakan api yang sangat panas. Didalam api yang panas itulah teruji kemurniannya sebagai logam mulia.

Diskusi:
Apakah Anda mempunyai “kesaksian” yang dapat Anda bagikan, yaitu apakah “pengalaman Anda atau kisah pengalaman seseorang yang Anda kenal dan pernah menguatkan Anda”?

Kesimpulan:
Seringkali “kita” menolak dan tidak bersedia menerima “penderitaan” terjadi dalam hidup kita. Tetapi pada saat ini, kita diajak untuk memiliki sikap hati yang siap untuk menghadapi situasi apapun dalam kehidupan kita. Termasuk halnya, penderitaan dan kesulitan.