BERSERAH SEPENUHNYA KEPADA TUHAN
Dalam perikop kotbah kita ini, terlihat ada hati yang berserah kepada TUHAN. Daud berserah kepada TUHAN, dan percaya bahwa TUHAN adalah TUHAN yang mahapengasih dan mahapemurah. KasihNya melebihi kasih orangtuanya. Ia bahkan berkata: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku” (ayat 10). Melalui ungkapan itu, Daud menunjukkan hatiNya yang sungguh-sungguh percaya bahwa TUHAN tidak akan pernah meninggalkan dirinya. TUHAN akan senantiasa setia mendengarkan segala seru doa dan permohonannya.
Sesungguhnya, dalam kehidupannya, Daud memiliki banyak masalah dan pergumulan. Masalah dan pergumulan itu, diantaranya datang dari orang-orang di sekitar yang berniat jahat untuk menjatuhkan dan menghancurkan dirinya (ayat 2-3), dikhianati dan ditinggalkan orang-orang dekat dan yang dikasihinya, bangkitnya orang-orang yang iri hati dan dengki yang berusaha memfitnah dirinya (ayat 12). Dalam menghadapi semua masalah dan pergumulan itu, Daud senantiasa bergantung kepada TUHAN. Ia tetap mengandalkan TUHAN dalam kehidupannya. Ia tetap berseru kepada TUHAN, agar TUHAN menolong dia dalam mengatasi persoalan dan permasalahannya. Daud bersabar menunggu TUHAN menjawab dan mengabulkan permohonannya. Hal inilah yang terkadang yang sulit. Ketika kita berseru dan memohon kepada TUHAN, kita menginginkan agar TUHAN bersegera menjawab doa kita. Terkadang kita tidak sabar menunggu jawaban doa kita. Bahkan, tidak jarang kita merasa, sepertinya TUHAN tidak mendengar doa-doa dan seruan kita. Akibatnya, hati kita lemah, kita menjadi malas berdoa, kita menjadi malas beribadah.
Melalui perikop kotbah ini, kita belajar bahwa, kita harus tetap tekun dan setia mengikut TUHAN. Kita harus bersabar mendengar jawaban doa kita: “Tunggu sebentar, Aku mau melihat kesetiaan dan ketekunanmu.”
Menunggu waktu TUHAN didalam doa-doa kita seyogyanya bukanlah suatu waktu penantian yang sia-sia, penuh kekuatiran, keresahan dan kesedihan. Seharusnya kita berkata, penantian ini adalah penantian yang penuh sukacita dan keyakinan.
Seorang pengkotbah pernah berkata:
Belum terjawab? Jangan berkata tak terkabul;
Mungkin bagianmu belum engkau kerjakan sepenuhnya;
Kerja baru dimulai saat doamu yang pertama diucapkan.
Dan Allah akan menyelesaikan apa yang sudah Dia mulai
Meskipun bertahun-tahun telah lewat, jangan putus asa;
Kemuliaan-Nya akan kaulihat, suatu ketika, di suatu tempat.
Oleh karena itu, mari untuk senantiasa meneguhkan hati kita. Meskipun kita beradda dalam keadaan sulit seperti saat ini. Berada dalam lingkungan mencekam oleh karena pandemi Corona. Percayalah, pada waktunya kita akan dapat hidup normal kembali.