PENGORBANAN
YESUS YANG MENYELAMATKAN
MATIUS 27,45-56
Saudara-saudara yang
terkasih, hari ini kita berkumpul di
rumah kita ini mengadakan perayaan Jumat Agung. Perayaan seperti ini, biasanya
kita adakan di gereja. Tapi saat ini, kita merayakannya di rumah sembari
memohon belas kasihan TUHAN, agar kiranya musibah yang melanda negara kita ini
cepat berlalu. Dan kehidupan kita dapat normal kembali.
Didalam merayakan perayaan
Jumat Agung ini, kita diingatkan tentang peristiwa kematian Yesus.
Bapak/ Ibu dan saudara-saudara, memang kematian Yesus
sangat menyedihkan.
Pertama-tama ia dihukum mati seperti seorang penjahat. Ia
dihukum bersama-sama dengan dua orang
penjahat besar. Ia diperlakukan sebagai
seorang yang tidak layak dihormati.
Pemakamannya juga tidak
dihadiri banyak orang.
Saudara-saudara, ketika
virus corona melanda masyarakat kita, maka kita menyaksikan fenomena dimana
mereka yang meninggal karena virus corona dimakamkan dengan acara seadanya.
Tidak banyak yang hadir. Dan pemakaman dilakukan secepatnya. Bahkan ada pendeta
yang meninggal oleh karena corona, acara ibadah pemakaman dilakukan esoknya
setelah jenasah dikebumikan. Yang hadir pun mengenakan masker, dan jumlahnya
hanya puluhan orang.
Fenomena yang terjadi di
sekitar kita saat ini, mengingatkan kita tentang peristiwa pemakaman Yesus.
Setelah Yesus mati, tidak
ada yang mempersiapkan acara dan tempat dimana Dia akan dimakamkan. Menjelang
malam tiba, datanglah Yusuf, seorang orang kaya dari Arimatea menghadap Pontius
Pilatus. Dia lah yang meminta agar, ia diijinkan untuk memakamkan Yesus di
tempat yang sewajarnya.
Suatu ketika ada seorang
pejabat meninggal dunia. Semua acara yang berkaitan dengan acara
pemakaman berjalan dengan luar biasa. Banyak orang memberikan kata sambutan,
semua memuji-muji kebaikan bapak tersebut
semasa hidupnya. Acara adat berkaitan dengan pemakaman juga luar biasa.
Saudara-saudara, Yesus, dia lebih dari pejabat manapun. Tetapi, ketika Yesus dimakamkan, boleh
dikatakan hampir tidak ada orang yang menghadirinya. Semua orang pergi menjauh.
Bahkan murid-murid tidak ada yang menampakkan diri. Yesus diperlakukan secara tidak manusiawi. Tidak terlihat pesta pemakaman yang megah.
Tidak ada orang yang memberi kata sambutan dalam acara
pemakamannya.
Tidak ada yang memuji-muji kebaikannya.
Bahkan banyak yang mengolok-oloknya.
Padahal ketika Yesus hidup, banyak orang menerima
kebaikanNya. Banyak orang yang disembuhkanNya, banyak orang yang ditolongNya.
Tapi semuanya tidak kelihatan. Yesus diperlakukan
seperti seorang penjahat. Padahal Yesus bukanlah seorang penjahat.
Keadaan Yesus sungguh-sungguh menyedihkan,
sampai-sampai ia berseru: Eloi, Eloi lama
sabakhtani… Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku.
Seruan Yesus itu menggambarkan penderitaanNya.
Dan orang-orang yang mendengar seruan Yesus sempat
berpikir bahwa Yesus sedang memanggil nabi Elia. Dan mereka berkata: Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia
akan datang dan menurunkan Dia!
Padahal Yesus tidak sedang memanggil Elia. Tetapi
Yesus sedang dalam puncak penderitaannya. Dia memanggil BapaNya.
Dan tak lama kemudian, Yesus berseru dengan suara
nyaring dan mati.
Pada saat itulah terjadi keanehan.
Keanehan itu adalah: tabir di bait suci terbelah
menjadi dua. Dari atas sampai ke bawah. Dan
terjadilah gempa bumi. Kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah
kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan
menampakkan diri kepada banyak orang (ay.51-53). Ketika
kepala pasukan romawi yang memimpin penyaliban Yesus melihat fenomena alam itu,
ia pun terhenyak. Dan mulutnya sendiri pun berkata: “Sungguh, ia ini adalah Anak Allah!”
Pemimpin pasukan
romawi tersebut menyadari Yesus sebenarnya tidaklah layak disalibkan. Dia
adalah orang benar. Dia tidak layak untuk digantung di kayu salib.
Tetapi mengapa
Yesus harus disalib ?
Jawabannya adalah
untuk menebus dosa-dosa kita.
Seharusnya,
kitalah yang harus disalib.
Kitalah yang
seharusnya digantung di sana. Kitalah yang seharusnya mati di sana. Tetapi
Yesus menggantikan kita.
Inilah yang kita
renungkan saat ini. Merenungkan Pengorbanan Yesus. Kiranya, melalui perenungan
tersebut kita boleh semakin teguh di dalam mengikut dan mempercayai Tuhan.