Langsung ke konten utama

BILANGAN 14:17-19

TETAP SETIA KEPADA TUHAN 
(BILANGAN 14:17-19)
Saudara- saudara yang terkasih, perikop kotbah saat ini adalah sebuah doa. Yang memanjatkan doa adalah Musa. Musa berdoa untuk keselamatan bangsanya. Pada saat itu, TUHAN hendak menjatuhkan hukuman ketengah-tengah bangsa Israel. TUHAN murka atas bangsa itu. TUHAN hendak melenyapkan bangsa itu melalui penyakit sampar (ayat 12). Dalam bahasa asli atau bahasa Ibrani, penyakit sampar disebut dengan istilah “deber”. Istilah “deber” dapat diterjemahkan dengan pengertian “wabah penyakit” yang dapat menular dengan cepat dan mematikan. Pada saat itu, penyakit sampar adalah penyakit yang menakutkan dan belum ada obatnya. Bahkan orang yang terkena penyakit sampar sering dianggap sebagai seorang yang terkena tulah atau hukuman dari TUHAN.
Dalam situasi menghadapi virus covid 19 ini, kita dapat dengan mudah memahami pengertian “deber” sebagai wabah penyakit yang menakutkan sebagaimana disebutkan dalam perikop kita ini. Sejak diumumkan tanggal 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo bahwa ada dua warga negara Indonesia terinfeksi virus corona, maka 54 hari kemudian, yang terjangkit virus corona di Indonesia 8.882 orang. Dan yang telah meninggal 743 orang (data pada hari Minggu, 26 April 2020). Jika kita bandingkan dengan pengaruh virus corona kepada kesehatan umat manusia, sejak muncul akhir Desember 2019. Hanya dalam tempo lebih kurang 5 bulan telah menjangkiti lebih kurang 3 juta orang dan telah memakan korban jiwa lebih kurang 200 ribu lebih.
Saudara-saudara, tentu timbul pertanyaan, mengapa TUHAN hendak menjatuhkan penyakit yang mengerikan seperti itu ke tengah-tengah bangsa Israel? Penyebabnya adalah karena menurut TUHAN bangsa Israel telah menista atau menghina diriNya (ayat 11). Mereka tidak percaya bahwa TUHAN mampu membawa mereka memasuki tanah Kanaan. Mereka tidak percaya bahwa TUHAN akan mampu menolong mereka mengalahkan orang Kanaan. Mereka tidak memiliki iman kepada TUHAN. Padahal mereka telah melihat perkara-perkara besar yang dilakukan oleh TUHAN ketika mereka di Mesir. TUHAN juga melakukan perkara-perkara besar dalam perjalanan dari Mesir sampai saat itu. Tetapi mereka tetap ragu dan bimbang kepada TUHAN. Mereka mudah terpengaruh oleh ke-10 orang pengintai yang kembali dari tanah Kanaan. Ke-10 orang itu berkata bahwa mereka tidak akan mampu melawan orang-orang yang menduduki tanah Kanaan. Mereka berkata bahwa orang yang menduduki tanah Kanaan berpostur tubuh tinggi, besar dan kuat. Mereka mengatakan bahwa mereka pasti akan kalah. Keterangan dari ke-10 orang itu berhasil membuat bangsa itu resah dan kuatir. Lalu mereka menyalahkan Musa dan Harun yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Sampai-sampai, Musa dan Harun harus bersujud memohon kepada bangsa yang sudah marah tersebut. Tetapi bangsa itu tidak perduli lagi kepada mereka. Kemudian berdirilah dua orang pengintai yang juga ikut mengintai bersama ke-10 orang tersebut. Mereka bernama Yosua dan Kaleb. Dengan yakin mereka berkata bahwa mereka pasti dapat memasuki dan menduduki tanah Kanaan, karena TUHAN menyertai mereka. Tetapi bangsa Israel tetap tidak mau mendengarkan mereka. Itulah sebabnya, TUHAN marah kepada bangsa itu. Mereka tidak menunjukkan penghormatan terhadap diriNya dan terhadap hambaNya.
Inilah latar belakang kemarahan TUHAN. Dalam situasi seperti itulah, Musa tampil sebagai imam. Ia menjadi perantara antara Tuhan dengan umat. Musa berdoa. Didalam doanya, ia mengajukan permohonan untuk keselamatan bangsanya. Ia memohon dengan sikap hati menjunjung tinggi kemuliaan Tuhan. Musa mengatakan bahwa tindakan Tuhan melenyapkan bangsa Israel akan mencoreng nama TUHAN dihadapan bangsa-bangsa di dunia ini (ayat 13-16). Bangsa-bangsa tersebut akan berkata bahwa TUHAN tidak mampu membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan. Mereka tidak akan tahu bawa penyebab bangsa Israel tidak masuk ke tanah Kanaan adalah karena kekerasan hati dan ketidakpercayaan mereka. Oleh karena itulah Musa memohon kemurahan hati TUHAN atas dosa bangsa itu. Musa memohon belas kasih TUHAN atas bangsa itu.
Musa sangat menghormati TUHAN dan mengasihi bangsanya. Ia tidak menyimpan kesalahan orang-orang yang menyakiti hatinya. Ia tidak mendendam. Ia tetap menunjukkan kasihnya kepada orang-orang yang telah menyudutkan dirinya.
Pada akhirnya, TUHAN mendengarkan seru doa Musa. Meskipun ke-10 orang pengintai yang telah memprovokasi dan menimbulkan bangsa itu bersungut-sungut dan kehilangan sukacita dihukum oleh TUHAN. Mereka mati oleh karena tulah dari TUHAN.