Langsung ke konten utama

1 TAWARIKH 16,31-36

BERSORAKLAH BAGI TUHAN 
( 1 TAWARIKH 16:31-36)

Saudara- saudara yang terkasih, minggu kita saat ini adalah Minggu Jubilate. Artinya: Bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi. Melalui minggu Jubilate ini, kita diajak untuk senantiasa bersukacita. Bersukacita bukan karena dunia ini. Tetapi bersukacita karena Allah.
Di sebuah kota ada seorang pemuda. Suatu ketika ia terlihat sangat bersukacita. Ternyata penyebabnya adalah karena ia diterima bekerja di sebuah perusahaan. Ia sangat senang karena apa yang dicita-citakannya dapat terkabul. Lalu bagaimana menghubungkan sukacita mendapatkan pekerjaan tersebut dengan sukacita kepada Allah, sebagaimana diserukan nama minggu kita.
Jika, dalam hati pemuda itu ada rasa syukur kepada TUHAN ALLAH, maka pemuda tersebut termasuk orang yang berjubilate. Tetapi, kalau ia tidak merasa bahwa Tuhanlah yang telah memberkati dan menolong dirinya.Maka ia tidak termasuk seseorang yang berjubilate, walaupun ia bersukacita.
Oleh karena itu, melalui minggu Jubilate ini, kita diajak untuk semakin menyadari kehadiran TUHAN dalam kehidupan kita. Senantiasa memiliki hati yang bersykur. Sebagaimana dikatakan dalam ayat 34: Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik ! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setianya.
Melalui perikop ini, pemazmur mengungkapkan isi hatinya kepada TUHAN. Daud yang bermazmur mengungkapkan kasih Tuhan itu bukan untuk sesaat. Bukan untuk sementara. Bukan untuk seketika. Tetapi adalah untuk selama-lamanya. Dalam keadaan apapun. Ia percaya bahwa Tuhan tetap mengasihinya. Ketika ia susah. Ketika ia senang. Ketika ia berduka . Ketika ia bersuka. Ketika ia terbaring lemah dan tak dapat berbuat apa-apa. Ketika ia sehat dan kuat dan dapat melakukan apa saja. Daud mengatakan bahwa : Ia percaya Tuhan tetap mengasihinya. Ia percaya bahwa Tuhan menjaga dan memelihara hidupnya. Tuhan senantiasa menolong dirinya. Walaupun terkadang cara Tuhan menunjukkan pertolongan dalam kehidupan kita, terkadang tidak kita sadari atau tidak seperti yang kita bayangkan. Tuhan punya banyak cara untuk menunjukkan kuasanya.Oleh karena itulah kita berkata bahwa TUHAN yang kita sembah adalah Raja yang berkuasa. Dalam perikop kita di ayat 31-33 dikatakan: bahkan bumi pun bergetar di hadapannya. Langit pun bersukacita di hadapannya. Laut pun bergemuruh di hadapannya. Pohon-pohon di hutan pun bersorak-sorai di hadapannya. Semuanya ini menggambarkan pribadi Tuhan sebagai Raja yang berkuasa (ayat 31). Dia adalah Raja yang berkuasa atas alam semesta ini. Kuasanya tidak ada yang dapat mengatasi. Demikianlah kuasa TUHAN yang kita sembah. Tapi sering sekali kita melupakannya. Kita lebih sering bersungut-sungut dan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Sehingga, kita kehilangan suka cita. Akibatnya, karena kita kehilangan suka cita, yang ringan pun bisa menjadi berat. Tapi kalau kita senantiasa bersuka cita dan bersyukur. Kita akan mengalami sebaliknya, yang berat pun bisa menjadi ringan. Ketika bangsa Israel bersungut-sungut, akhirnya mereka-pun jatuh ke dalam dosa. Akibatnya, Tuhan murka atas perbuatan mereka. Tuhan menghukum mereka. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa untuk hidup dalam suka cita dan tetap percaya bahwa TUHAN yang kita sembah adalah TUHAN yang maha kuasa. Apapun yang terjadi, teruslah berjubilate.. Amen.