DIPILIH DAN DIURAPI OLEH ALLAH
(1 SAMUEL 16, 1-13)
I .Pendahuluan
Buku I Samuel disebut sebagai Kitab Peralihan, yaitu peralihan dari teokrasi menjadi
monarki. Allah sendiri yang menjadi raja yang tidak kelihatan bagi bangsa
Israel (teokrasi). Sedangkan Allah hanya mengangkat hakim ketika bangsa Israel
mengalami kesukaran dan penderitaan. Namun suatu ketika, Samuel sebagai hakim
terakhir harus berunding dengan Allah karena bangsa Israel mendesak supaya
seorang raja diberikan kepada mereka, sama seperti bangsa-bangsa lain. Akan
tetapi ada yang berpandangan bahwa menginginkan adanya seorang raja adalah
sikap melawan kepercayaan Israel yang
mengakui Allah sebagai raja (Kel.15:18; Ul. 33:5). Akhirnya, Allah menyetujui
dan membiarkan bangsa Israel memiliki seorang raja (monarki). Ia tahu bahwa hal
itu akan membawa perubahan besar bagi bangsa Israel dan tidak semua perubahan
itu baik. Setelah memilih raja, Allah mengingatkan Israel dan raja agar
memelihara perjanjian-Nya dengan tetap setia dan taat kepada Tuhan (Kej.
17:7-9; Kel. 24). Namun, Saul tidak mengikuti apa yang diperintahkan
Tuhan ( ISam.13:13-14) dan Saul tidak ingin digantikan oleh Daud,
raja baru yang dipilih oleh Allah (16:1-13).
II. Penjelasan Nas
Samuel adalah
seorang nabi yang mengurapi Saul sebagai raja yang pertama di Israel. Pada
mulanya Saul adalah seorang yang baik dan sangat rendah hati (baca I Sam.9:21).
Namun akhirnya menjadi raja yang tidak mengikuti perintah Tuhan, sehingga ia
telah ditolak oleh Allah sebagai raja atas Israel. Hal ini membuat
Samuel merasa sedih dan berdukacita (ay.1 Berapa lama lagi engkau
berdukacita karena Saul ? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel).
Untuk mengatasi rasa sedih Samuel, Allah juga telah memberikan tugas baru yaitu
mengisi “tabung tanduk” nya dengan minyak untuk mengurapi raja yang
baru dan pergi kepada Isai orang Betlehem dan memilih salah satu anak
isai untuk menjadi raja. Tentu saja Samuel takut dan kuatir melakukan tugasnya,
Samuel kuatir kalau Saul mengetahui rencana kepergiannya dan akan
menghalang-halangi, bahkan membunuhnya, “Bagaimana mungkin aku pergi?
Jika saul mendengarnya, ia akan membunuh aku” (ay.2). Namun
Allah tetap memerintahkan Samuel agar melakukan tugasnya yang baru, sebab
banyak cara yang dilakukan Tuhan untuk mewujudkan kehendakNya.
Akhirnya Samuel melakukan sesuai dengan yang
diperintahkanNya, ia pun pergi ke Bet-Lehem, kedatangannya membuat para tua-tua
di kota datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat? (ay.4).
Mereka takut untuk mendengar berita apa yang akan disampaikan oleh Samuel,
mereka sudah memperkirakan bahwa Samuel akan menyampaikan hukuman kepada
penduduk Bet-Lehem, karena kedatangan Samuel yang begitu mendadak dan Samuel
harus menempuh perjalanan yang panjang untuk datang ke Bet-lehem.
Ternyata, Samuel membawa kedamaian dan kebaikan, dan ia juga
membawa korban persembahan kepada Tuhan. Samuel melakukan sesuai dengan
yang diperintahkan Tuhan, ia mengundang Isai dan anak-anaknya ke upacara
pengorbanan itu dan menguduskan mereka (ay. 5).
Ketika mereka masuk, Samuel pun melihat Eliab
yang parasnya sangat berwibawa dan perawakannya yang tinggi. Samuel
berpikir, “Sungguh di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapiNya”(ay.6).
Namun Allah mengingatkan Samuel, agar jangan memandang paras dan perawakannya
yang tinggi. Samuel pun mendengar perkataan Tuhan, Samuel tidak melakukan
sesuai dengan kehendak hati dan pikirannya, namun sesuai perintah Tuhan. Sebab, bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa
yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (ay. 7). Lalu
Isai menyuruh anaknya Abinadab, menyuruh Syama dan ketujuh anaknya lewat di
depan Samuel, namun semua berkata, “Orang ini pun tidak dipilih
Tuhan”(ay. 10). Daud adalah putra bungsu dari 8 anak laki-laki Isa
(I Sam. 17:12). Ia mempunyai 2 Saudara perempuan. (Bnd.I Tawarikh 2:13-15, disebutkan ada 7 anak laki-laki Isai dan 2
anak perempuan, tetapi disini tidak disebutkan anak laki-laki yang bernama
Syama).
Tujuh putra Isai sudah lewat di depan Samuel
tetapi Samuel berkata kepada Isai, “semuanya tidak dipilih Tuhan, inikah anakmu
semuanya ? Jawab Isai, “masih tingga yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan
kambing domba”. Kata Samuel kepada Isai,”suruhlah memanggil dia, sebab kita
tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari”. Kemudian disuruhnyalah orang
menjemput putra bungsunya itu. Ia kemerah-merahan, matanya
indah dan parasnya elok (ay. 12). Setelah Daud sampai di rumah
bapanya Isai (tempat mereka berkumpul), lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia” Lalu
Samuel pun mengurapi Daud menjadi raja Israel disaksikan keluarga terdekat.
Maka Daud pun dipenuhi oleh Roh Tuhan, sehingga ia mempunyai kekuatan dan
kebijaksanaan dalam melakukan tugasnya sebagai raja di Israel. Melalui
peristiwa ini kita dapat menyimpulkan:
1.
Allah melihat hati manusia,
bukan fisik atau Penampilan manusia. Itu sebabnya Allah memilih Daud yang masih muda dan tidak
memiliki penampilan seperti calon raja. Sedangkan manusia cenderung menilai
dari apa yang kelihatan oleh mata, baik itu fisik, posisi/jabatan, harta
kekayaan, hubungan social dan lainnya. Itu sebabnya, manusia cendrung juga
untuk melakukan sesuatu agar bisa diterima oleh lingkungannya.
Bahkan sebagian orang rela untuk menghalalkan segala cara agar mereka menjadi
orang yang bisa dilihat/dipandang, diakui keberadaannya oleh lingkungannya.
2.
Dipilih menjadi alat-Nya adalah
anugrah yang indah. Kita memang tidak tahu
kristeria secara absolut apakah yang Allah pakai
untuk menentukan pilihan. Tetapi itulah kedaulatan Allah, yang penting
adalah kesediaan kita untuk dipakai Allah. Sebab Allah yang kita
sembah adalah Allah yang tidak memandang bulu (Roma
2:11).