Langsung ke konten utama

1 PETRUS 2,1-5


RINDU UNTUK TETAP MEMULIAKAN TUHAN
(1 Petrus 2,1-5)

1.    RINDU BERSEKUTU DENGAN TUHAN
Setiap orangtua pastilah menghendaki anak-anaknya mengalami pertumbuhan. Jika ada seorang anak dilahirkan, dan dia tidak mengalami pertumbuhan yang sewajarnya, pastilah orangtua tersebut akan kuatir tentang masa depan anak tersebut.
Dalam firman Tuhan saat ini, secara rohani, kita disebutkan bahwa kita dilahirkan kembali. Oleh karena itu, rasul Petrus menggambarkan keberadaan kita seperti seorang bayi yang baru lahir. Bayi tersebut selalu ingin air susu yang murni. Hal ini memperlihatkan, bahwa seseorang setelah mengalami kelahiran secara rohani, maka hatinya akan memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan TUHAN. Hatinya selalu rindu untuk mendengarkan firman TUHAN. Baginya beribadah kepada TUHAN dan bersekutu didalam firmanNya adalah sesuatu yang sangat penting. Firman Tuhan akan membentuk tubuh rohaninya menjadi dewasa. Ia akan memiliki pengertian dan pemahaman yang matang tentang kebenaran. Oleh karena itulah, ia akan menjauhi kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah, sebagaimana disebutkan dalam ayat 1. Artinya, sebagai seseorang yang telah dilahirkan kembali atau bertobat dan percaya kepada TUHAN, hal itu bukan berarti bahwa hidupnya menjadi aman dan lepas dari dosa atau kejahatan. Selama kita masih hidup didunia ini, selama itu pula kita harus berjuang untuk menghindari dosa dan kejahatan dari hidup kita. Iblis selalu berusaha untuk mempengaruhi kita agar kita kembali kepadanya. Iblis selalu berusaha membuat kita jauh dari TUHAN. Itu sebabnya, kita harus memiliki tekad yang kuat dalam mengikut TUHAN. Tidak mudah untuk dipengaruhi dan diombang-ambingkan oleh dunia ini.  Kita harus selalu memiliki hati yang rindu untuk datang dan bersekutu  kepada YESUS KRISTUS (Batu Hidup yang Sejati) (ayat 5).

2.    HIDUP SESUAI PANGGILAN DAN TALENTA YANG DIBERIKAN TUHAN
Selanjutnya, Rasul Petrus juga menggambarkan keberadaan orang Kristen seperti batu yang dipergunakan untuk membangun sebuah rumah. Dalam ayat 5 dikatakan “Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani..”.
Saudara-saudara, jika ada seorang tukang membangun sebuah rumah, maka ia akan menyusun batu bata sedemikian rupa. Terkadang ada yang dipecah menjadi dua. Lalu pecahannya dipasang kepada susunan batu bata yang lain. Tapi terkadang tukang itu memegang satu batu bata, dan melihat bentuknya. Kalau bentuknya kurang pas, maka dia meletakkan batu itu dan mengambil yang lain. Dia tidak menggunakan batu itu. Demikianlah tukang itu membangun sebuah rumah dengan menyusun batu yang satu dengan batu yang lain.  Demikianlah digambarkan orang Kristen itu.  Orang Kristen digambarkan seperti batu  yang yang dipergunakan dalam membangun sebuah bangunan rohani.
Seperti batu yang disusun oleh tukang membangun sebuah bangunan. Maka posisi batu itu berbeda-beda. Ada yang diletakkan di samping kanan, ada yang di samping kiri. Ada yang diletakkan agak di atas, ada yang diletakkan agak di bawah. Tapi yang jelas, batu-batu itu disusun diatas sebuah fundasi.
Artinya, batu-batu itu berbeda-beda tempatnya. Demikianlah keberadaan kita sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan. Tuhan yang memilih kita adalah satu. Tapi panggilan dan keberadaan kita berbeda-beda.
Tidak sama. Tuhan yang memanggil kita satu. Tuhan yang memberi berkat itu satu. Tapi panggilan hidup kita berbeda-beda. Berkat yang kita terima juga berbeda-beda. Ada yang menerima banyak, ada yang menerima sedang, bahkan adayang menerima sedikit.  Yang menerima banyak, janganlah menyombongkan diri. Tapi yang menerima sedikit, janganlah berkecil hati.  Batu yang diletakkan di atas, janganlah merasa bahwa dirinyalah yang terpenting. Karena berada di atas. Tetapi baiklah, kita memiliki hati bahwa kita dapat berada di atas, karena ada kawan kita di bawah.  Tuhan yang memanggil dan  memberi itu satu, tapi pemberiannya berbeda-beda. Yang terpenting bukanlah soal pemberiannya, tapi yang terutama adalah  Dia yang memanggil dan memberi itu. Sebab apa yang diberikannya, pada waktunya harus kita tinggalkan di dunia ini.
Kalau Tuhan sudah memanggil kita, maka  yang terutama adalah bagaimana hati kita kepadaNya. Bagaimana iman kita kepadanya. Oleh karena itu marilah kita berperilaku sebagai orang-orang pilihan.  Kita tetap memuliakan dan meninggikan TUHAN dalam hidup kita.