MAMPU MENANGGUNG PENCOBAAN
Kota Korintus adalah kota
yang dihuni oleh orang-orang yang memiliki intelektual tinggi. Tetapi di kota
ini juga banyak terdapat orang-orang yang menyembah berhala. Korintus juga
dikenal sebagai kota yang berlimpah dengan kekayaan, namun penuh dengan
perbuatan dosa, percabulan dan hawa nafsu.
Di tempat seperti itulah, jemaat Korintus berdiri.
Sehubungan dengan itulah Paulus mencoba untuk menguatkan jemaat
itu untuk senantiasa bertahan dalam setiap godaan. Secara khusus, Paulus memperingatkan jemaat
Tuhan yang ada di Korintus yang “lemah secara pengetahuan” dan jemaat yang
telah mempunyai “pengetahuan” (pasal 8) untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Paulus memberikan pelajaran akan apa yang telah terjadi kepada bangsa Israel di
padang gurun, bahwa mereka telah dibaptis di dalam awan dan di dalam laut dan mereka
semua sama-sama makan dan minum yang rohani dari Allah namun tetap saja mereka
jatuh kedalam pencobaan. Hidup bangsa Israel yang tetap dipelihara oleh
Tuhan dan tidak ada godaan dari luar, namun tetap bisa jatuh dalam pencobaan.
Penjelasan
Nas :
1.
Ay. 1-5. Paulus menggunakan perjalanan bangsa Israel di padang gurun
sebagai gambaran dari perjalanan para pengikut Kristus (ay.1-5).
Orang-orang Korintus merasa ’aman’ dengan
kepastian keselamatan mereka. Mereka menyangka diri sebagai orang-orang
yang ’kuat’ secara rohani (ay.12). Namun, benarkah demikian? Paulus
melihat bahwa ternyata mereka masih melakukan berbagai macam dosa seperti yang
dilakukan bangsa Israel di zaman Perjanjian Lama. Karena itulah, Paulus
mengajak jemaat Korintus untuk belajar dari kegagalan umat Israel. Pengalaman
pahit umat Israel ini seharusnya menjadi contoh bagi orang-orang Korintus dan
bagi kita semua (ay.11).
Melalui apa yang ditunjukkan Paulus ini,
kita diajak untuk memiliki kerendahan hati mau belajar dari kegagalan dan
keberhasilan orang lain.
2.
Ay. 6-13 Paulus menguraikan kesalahan/ dosa
yang telah diperbuat oleh bangsa Israel,
sehingga Tuhan murka atas mereka. Dosa-dosa itu adalah : penyembahan berhala
(ay.7), percabulan (ay.8),
mencobai Tuhan (ay.9), dan bersungut-sungut (ay.10).
Kesalahan/ dosa seperti inilah yang mempengaruhi jemaat Korintus. Jemaat Korintus memang telah menerima keselamatan
itu, namun mereka tidak menjalani hidup mereka sebagai orang-orang yang telah
diselamatkan. Mereka tetap terlibat dalam berbagai macam dosa yang dahulu
juga diperbuat orang-orang Israel: perbuatan jahat, penyembahan berhala,
percabulan, mencobai Tuhan, dan bersungut-sungut. Dosa-dosa ini membuat
mereka tidak dapat menikmati anugerah keselamatan itu dalam kehidupan
mereka. Hal yang paling membuat Paulus prihatin adalah sikap mereka
terhadap dosa-dosa mereka itu. Bukannya berjuang melawan dosa-dosa itu,
mereka justru merasa “bebas” melakukan itu semua setelah mereka mendapatkan
keselamatan yang sempurna di dalam Kristus.
Segala pencobaan yang
membuat kita jatuh kedalam dosa akan selalu ada, walaupun kita selalu hidup
didalam naungan Firman Tuhan ataukah kita hidup ditengah-tengah
perbuatan-perbuatan dosa, tetapi ingatlah segala pencobaan itu akan
mendatangkan kebaikan kepada orang yang selalu berharap kepada Tuhan, dengan
pencobaan itu iman kita akan semakin kuat.
Thomas Watson dalam bukunya
All Things for Good mengatakan bahwa “Pencobaan turut mendatangkan kebaikan”.
Karena pencobaan membuat Kristus menyatakan kuasaNya. Kristus adalah Sahabat
kita dan ketika kita dicobai. Ia menggunakan kuasaNya untuk berkarya bagi kita.
“Sebab
oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong
mereka yang dicobai” (Ibr. 2:18).
Ada hal yang harus kita
perhatikan yaitu perbedaan antara yang jatuh dalam pencobaan dan yang sengaja
masuk dalam pencobaan. Orang yang jatuh kedalam sungai dapat ditolong dan
dikasihani, tetapi orang yang nekat masuk kedalamnya bersalah atas kematiannya sendiri,
seperti Saul yang menjatuhkan diri atas pedangnya sendiri.