Langsung ke konten utama

1 KORINTUS 10:1-13


MAMPU MENANGGUNG PENCOBAAN

Kota Korintus adalah kota yang dihuni oleh orang-orang yang memiliki intelektual tinggi. Tetapi di kota ini juga banyak terdapat orang-orang yang menyembah berhala. Korintus juga dikenal sebagai kota yang berlimpah dengan kekayaan, namun penuh dengan perbuatan dosa, percabulan dan hawa nafsu.    Di tempat seperti itulah, jemaat Korintus berdiri.
Sehubungan dengan itulah Paulus mencoba untuk menguatkan jemaat itu untuk senantiasa bertahan dalam setiap godaan.  Secara khusus, Paulus memperingatkan jemaat Tuhan yang ada di Korintus yang “lemah secara pengetahuan” dan jemaat yang telah mempunyai “pengetahuan” (pasal 8) untuk tetap waspada dan berhati-hati. Paulus memberikan pelajaran akan apa yang telah terjadi kepada bangsa Israel di padang gurun, bahwa mereka telah dibaptis di dalam awan dan di dalam laut dan mereka semua sama-sama makan dan minum yang rohani dari Allah namun tetap saja mereka jatuh kedalam pencobaan. Hidup bangsa Israel yang tetap dipelihara oleh Tuhan dan tidak ada godaan dari luar, namun tetap bisa jatuh dalam pencobaan.
Penjelasan Nas :
1.    Ay. 1-5.  Paulus menggunakan perjalanan bangsa Israel di padang gurun sebagai gambaran dari perjalanan para pengikut Kristus (ay.1-5). 
       Orang-orang Korintus merasa ’aman’ dengan kepastian keselamatan mereka.  Mereka menyangka diri sebagai orang-orang yang ’kuat’ secara rohani (ay.12).  Namun, benarkah demikian? Paulus melihat bahwa ternyata mereka masih melakukan berbagai macam dosa seperti yang dilakukan bangsa Israel di zaman Perjanjian Lama. Karena itulah, Paulus mengajak jemaat Korintus untuk belajar dari kegagalan umat Israel. Pengalaman pahit umat Israel ini seharusnya menjadi contoh bagi orang-orang Korintus dan bagi kita semua (ay.11).
       Melalui apa yang ditunjukkan Paulus ini, kita diajak untuk memiliki kerendahan hati mau belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang lain.
2.    Ay. 6-13 Paulus menguraikan kesalahan/ dosa  yang telah diperbuat oleh bangsa Israel,  sehingga Tuhan murka atas mereka. Dosa-dosa itu adalah : penyembahan berhala (ay.7),  percabulan  (ay.8),  mencobai Tuhan (ay.9), dan bersungut-sungut  (ay.10).
       Kesalahan/ dosa seperti inilah yang  mempengaruhi jemaat Korintus.  Jemaat  Korintus memang telah menerima keselamatan itu, namun mereka tidak menjalani hidup mereka sebagai orang-orang yang telah diselamatkan.  Mereka tetap terlibat dalam berbagai macam dosa yang dahulu juga diperbuat orang-orang Israel: perbuatan jahat, penyembahan berhala, percabulan, mencobai Tuhan, dan bersungut-sungut.  Dosa-dosa ini membuat mereka tidak dapat menikmati anugerah keselamatan itu dalam kehidupan mereka.  Hal yang paling membuat Paulus prihatin adalah sikap mereka terhadap dosa-dosa mereka itu.  Bukannya berjuang melawan dosa-dosa itu, mereka justru merasa “bebas” melakukan itu semua setelah mereka mendapatkan keselamatan yang sempurna di dalam Kristus.

Renungan:
Segala pencobaan yang membuat kita jatuh kedalam dosa akan selalu ada, walaupun kita selalu hidup didalam naungan Firman Tuhan ataukah kita hidup ditengah-tengah perbuatan-perbuatan dosa, tetapi ingatlah segala pencobaan itu akan mendatangkan kebaikan kepada orang yang selalu berharap kepada Tuhan, dengan pencobaan itu iman kita akan semakin kuat.
Thomas Watson dalam bukunya All Things for Good mengatakan bahwa “Pencobaan turut mendatangkan kebaikan”. Karena pencobaan membuat Kristus menyatakan kuasaNya. Kristus adalah Sahabat kita dan ketika kita dicobai. Ia menggunakan kuasaNya untuk berkarya bagi kita. “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibr. 2:18).
Ada hal yang harus kita perhatikan yaitu perbedaan antara yang jatuh dalam pencobaan dan yang sengaja masuk dalam pencobaan. Orang yang jatuh kedalam sungai dapat ditolong dan dikasihani, tetapi orang yang nekat masuk kedalamnya bersalah atas kematiannya sendiri, seperti Saul yang menjatuhkan diri atas pedangnya sendiri.