Langsung ke konten utama

MAZMUR 63:1-8


MAZMUR 63:1-8
BERGANTUNG KEPADA TUHAN DENGAN SEPENUH HATI


Kita mengetahui bahwa raja Daud, disamping dikenal sebagai seorang pemimpin yang sukses, dia juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia banyak menciptakan syair nyanyian berupa mazmur. Mazmur yang diciptakannya itu, pada umumnya berangkat dari pengalaman hidupnya.
Demikianlah yang dapat kita saksikan dalam Mazmur 63 ini. Raja Daud menciptakan syair ini berangkat dari pengalamannya ketika berada di padang gurun Yehuda (halongonan Juda).
Di padang gurun Yehuda tersebut, raja Daud dan orang Israel berhasil mengalahkan pasukan Filistin. Mereka mendapat kemenangan besar (2 Samuel 23:12).
Daud merasakan bagaimana kemenangan yang diperolehnya tersebut adalah bersumber dari Tuhan. Oleh karena itulah, hatinya selalu dipenuhi kerinduan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Oleh karena itulah, Mazmur 63 ini dikatakan Mazmur yang berisi tentang kerinduan kepada Allah (roha na manghalungunhon Debata).

Keterangan Nas
Dalam Mazmur 63 ini, paling tidak kita melihat dua hal diungkapkan oleh raja Daud:

1.        Daud sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan
Dalam Mazmur 63 ini, terlihat sangat jelas bagaimana Daud sangat bergantung kepada Tuhan. Daud mempergunakan beberapa istilah untuk menjelaskan ketergantungannya kepada Tuhan. Ia berkata: “Aku mencari Engkau..”, “Jiwaku haus kepadaMu..”, “Tubuhku rindu kepadaMu..”.
Semua istilah itu dipergunakan oleh Daud untuk menggambarkan kecintaannya kepada Tuhan.  Ia sungguh-sungguh bergantung dan mengandalkan Tuhan dalam perjalanan kehidupannya. Ketika dia berhadapan dengan Pasukan Filistin, ia sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan, dan akhirnya Tuhan memberikan kemenangan kepadanya.
Hal ini berbeda dengan Saul yang dipilih dan diurapi oleh Tuhan, namun karena kekuatiran dan ketakutannya kepada orang Filistin, ia jatuh ke dalam dosa, yaitu memanggil arwah orang mati. Ia bertanya kepada seorang perempuan pemanggil arwah orang meninggal di En Dor. Hal ini merupakan kekejian di hadapan Tuhan.
Saul gagal untuk sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan. Sebaliknya, Daud benar-benar bergantung kepada Tuhan.

2.        Daud merasakan kebaikan dan pertolongan Tuhan
Dalam Mazmur ini, Daud terlihat sangat nyata mengungkapkan bagaimana Tuhan senantiasa memperlihatkan pertolonganNya dalam kehidupannya. Dalam ayat 8, Daud mengatakan bahwa: Engkau telah menjadi pertolonganku dan dalam naungan sayapMu, aku bersorak-sorai.  
Perkataan tersebut menggambarkan kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan raja Daud. Tuhan senantiasa bersedia menolongnya, dan hal ini mengakibatkan dia bersukacita dan memuliakan Tuhan.  Sukacita dalam hidup Daud berdasar atas kebaikan Tuhan.
Hal menarik lainnya, Daud juga mengatakan pada ayat 5: bahwa Ia akan memuji Tuhan seumur hidupnya. Sebab, di dalam memuji dan memuliakan Tuhan, ia sungguh-sungguh merasakan kekuatannya diperbaharui. Jiwanya dikenyangkan. Ia merasakan di dalam memuji Tuhan, ia mendapat kekuatan. Seperti seseorang yang memakan lemak dan sumsum (manganhon tabo-tabo dohot angka na talmis).
Ia tidak mau memuji Tuhan hanya sesaat saja dalam perjalanan kehidupannya. Daud tidak mau menjadi seperti orang yang memuji Tuhan hanya untuk mendapatkan berkat saja. Apapun yang terjadi dalam hidupnya, ia tetap mau memuji Tuhan.

Penutup
1.        Kita diminta untuk senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan, bagaimanapun keadaan kita.
2.        Pujian bagi Tuhan akan menimbulkan kekuatan dan semangat baru dalam kehidupan kita.
3.        Jika kita senantiasa bertekun mengharapkan pertolongan Tuhan, maka ada waktunya Tuhan akan menyatakan pertolongannya, seturut waktu dan rencana Tuhan.