Langsung ke konten utama

MAZMUR 43:1-5


MAZMUR 43:1-5
 ALLAH TEMPAT PENGUNGSIAN

Mazmur 42 dan 43 adalah mazmur yang berasal dari Bani korah. Bani Korah adalah bagian dari keturunan Lewi. Orang-orang Lewi dikenal sebagai orang-orang yang mengkhususkan diri dalam melayani di Bait Suci.
Akibat persoalan atau ketegangan politik di Israel, Bani Korah akhirnya hidup di pegunungan Hermon. Mereka hidup diantara orang-orang yang tidak seiman. Dan yang membuat mereka semakin bergumul adalah orang-orang yang tidak seiman itu, memperolok-olok iman mereka. Mereka diejek dan dihina.  Inilah tekanan yang mereka alami. Mereka tertekan, karena harus jauh dari Bait Suci di Yerusalem, dan juga tertekan oleh orang-orang yang menghina dan mengejek mereka tersebut.
Tekanan tersebut lah yang tergambar dalam Mazmur 43 ini.
Penjelasan Nas
1. Pemazmur berseru kepada Tuhan menyampaikan pergumulannya (ayat 1-4)
Pemazmur merasa bahwa dalam kehidupannya banyak sekali masalah dan pergumulan.
Ia merasa bahwa ia tidak diperlakukan secara adil (aya1a).
Ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya selalu berlaku jahat kepadanya (ayat 1 b).
Ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang terbuang (ayat 2)
Ia merasa hidupnya menderita karena jauh dari bait suci  (ayat 3-4).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh pemazmur tersebut, kita melihat bagaimana kesusahan dan penderitaan pemazmur. Ia merasa bahwa dirinya lah yang paling banyak memiliki permasalahan dan pergumulan. Ia sangat tertekan dan menderita. Persoalan hidup tersebut membuat ia kehilangan suka cita.  
2. Pemazmur menyadari kekurangannya yang merasa selalu tertekan (ayat 5)
Tetapi, kemudian pemazmur menyadari kesalahan dan kekurangannya. Ia menyadari bahwa ia terlalu larut dalam persoalan dan pergumulannya. Ia hanya melihat kepada persoalan hidupnya. Itulah yang membuat ia terlihat sangat susah. Walaupun ia percaya ada Tuhan, tetapi sesungguhnya ia tidak benar-benar berserah kepada Tuhan. Ia percaya bahwa ada Tuhan, tapi ia tidak sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan. Ia sibuk menghakimi orang lain. Ia sibuk menghakimi keadaan dan menyalahkan lingkungan sekitar. Akibatnya, ia kehilangan sukacita dalam Tuhan. Oleh karena itulah, pada ayat 5 ini terlihat sebuah kesadaran bahwa ia tidak boleh menyalahkan lingkungan dan orang lain. Walaupun lingkungannya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak taat dan berlaku jahat, tapi ia tidak boleh terpengaruh. Ia harus benar-benar bergantung kepada Tuhan. Jiwanya tidak boleh tertekan dan gelisah. Mengapa ? Karena ada Tuhan tempat kita berharap dan bersyukur. Sebab Tuhan adalah penolong yang sejati.