Langsung ke konten utama

MARKUS 11,1-11

MULIAKANLAH TUHAN

Ketika Presiden datang ke kota Siantar, maka akan terlihat penyambutan karena kedatangannya tersebut. Paling tidak, sepanjang  jalan memasuki kota Siantar akan terbentang spanduk dan umbul-umbul menyambut kedatangannya. Masyarakat Siantar pun akan menyambut kedatangan kepala negara tersebut.
Dalam perikop ini, kita juga melihat ada upaya penyambutan yang dilakukan oleh orang-orang terhadap Yesus yang memasuki kota Yerus.  Yesus disambut layaknya seperti seorang raja. Pada saat itu, orang-orang Israel memang sedang mendambakan munculnya seorang pemimpin yang akan memimpin mereka mengalahkan penindasan kekaisaran Romawi. Mereka berpikir bahwa Yesus lah sosok pemimpin tersebut. Mereka mengagumi Yesus yang dapat mengajar secara luar biasa. Selain itu Yesus juga memiliki kemampuan yang luar biasa, yaitu dapat melakukan berbagai tanda mujizat. Misalnya, memberikan makan lebih 5000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan; menyembuhkan orang sakit; mengusir roh-roh jahat; dan lain-lain.
Dalam konteks inilah kita melihat kisah dimana Yesus dielu-elukan tersebut.  Yesus dianggap  akan menjadi salah seorang raja yang akan memerintah mereka. Mereka keliru, karena kerajaan Yesus tidaklah seperti kerajaan raja-raja dunia ini. Yesus memang seorang Raja. Tetapi Ia memerintah tidak seperti raja-raja dunia ini. Dia adalah Raja diatas segala raja. Kerajaannya meliputi alam semesta ini.
 
Penjelasan Nas dan Renungan
1. Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggangi seekor Keledai muda
Biasanya seorang raja menunggangi seekor kuda. Hal ini dikarenakan kuda merupakan sebuah tunggangan yang gagah, kuat  dan cepat. Untuk memperlihatkan kekuatan dan kegagahannya itulah maka raja menunggangi kuda.
Namun, dalam perikop ini diceritakan bahwa ketika Yesus dielu-elukan, ia justru menunggangi seekor keledai. Padahal keledai biasanya hanya sering dipergunakan untuk membawa barang-barang saja. Hampir tidak pernah, keledai ditunggangi dalam peperangan.
Tentu timbul pertanyaan mengapa Yesus memilih menunggangi keledai?
Yesus memilih menunggangi keledai karena Yesus hendak menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh Zakaria (Zak 9,9) bahwa Mesias itu akan datang memasuki kota Sion (Jerusalem) dengan menungangi seekor keledai. Orang-orang akan mengelu-elukan dia.
Selain itu, Yesus menunggangi seekor keledai juga  menunjukkan bahwa kerajaanNya berbeda dengan kerajaan dunia ini. Raja-raja dunia ini biasanya menegakkan kerajaannya dengan tangan besi, sedangkan Yesus, Ia akan menegakkan kerajaanNya dengan kasih dan kelemah lembutan.
Hal ini memperlihatkan cara kerja Tuhan yang berbeda dengan cara kerja manusia. Pikiran Tuhan yang berbeda dengan pikiran manusia.  Ia akan memimpin umatNya dengan adil dan benar. Sebab Dia adalah Raja yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang tidak terbatas.  Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memuliakan Tuhan senantiasa dalam hidup kita.

2. Keledai itu diberikan oleh yang empunya, karena Tuhan memerlukannya.
Ketika Yesus memutuskan bahwa ia akan menunggangi seekor keledai. Maka pada saat itu, timbul masalah darimana keledai itu akan diambil, karena Yesus dan murid-muridnya tidak ada memelihara seekor keledai pun. Lalu Yesus memerintahkan dua orang muridnya untuk pergi ke sebuah desa untuk mengambil seekor keledai muda yang tertambat di sana. Jika ada orang yang bertanya, mengapa kalian lepaskan. Maka Yesus berpesan: “Katakanlah Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.”
Hanya berbekal pesan seperti itu, kedua orang murid tersebut berangkat ke desa tersebut. Dan benarlah, di sana mereka menemukan ada seekor keledai yang tertambat di sana. Mereka pun melepaskan keledai tersebut dari tambatnya dan berniat membawanya. Lalu datanglah orang-orang yang melihat perbuatan mereka dan berkata mengapa mereka melepaskan keledai tersebut dan mengambilnya. Namun mereka menjawabnya bahwa  Tuhan memerlukan keledai ini dan setelah selesai, maka akan dikembalikan kembali.
Anehnya, setelah mendengar bahwa Tuhanlah yang memerlukan keledai tersebut, orang-orang yang berusaha mencegah tersebut, lalu membiarkan mereka.  Alasan bahwa Tuhan memerlukan membuat pemilik keledai tersebut mengikhlaskan keledainya. Alasan bahwa Tuhan hendak memakai keledai tersebut membuat ia merelakannya. Keledai tersebut dipergunakan untuk menggenapi nubuatan Zakaria tentang kemesiasan Yesus.
Saat ini, untuk menggenapi rancangan Tuhan atas dunia ini, Tuhan juga memerlukan keterlibatan manusia. Melalui gerejaNya, Tuhan hendak menyatakan kemuliaanNya. Ungkapan bahwa Tuhanlah yang memerlukan keterlibatan kita dalam pelayananNya di tengah-tengah dunia ini, kiranya menjadi sesuatu yang patut untuk kita renungkan senantiasa. Oleh karena itu, marilah kita memuliakan Tuhan yang telah memperkenankan kita terlibat dalam pelayananNya.