MENSYUKURI KEBAIKAN TUHAN
(MAZMUR 92:1-5, 11-16)
Mazmur
92 ini biasanya dibacakan pada hari Sabat. Sebenarnya, Mazmur ini dapat kita
bagi dalam 3 bagian, yaitu: 1.Berkaitan
dengan kebaikan Allah (ay.1-5)
2.Berkaitan dengan
pekerjaan Tuhan dan hukumannya kpd org
fasik (ay.6-10)
Namun,
pada saat ini, pembahasan kita akan dibatasi pada bagian 1 dan bagian 3, sesuai
dengan perikop kotbah yang diaturkan dalam almanak GKPI. Pembahasan tentang
kebaikan Allah, dilanjutkan dengan pembahasan tentang berkat-berkat Tuhan
terhadap orang-orang benar.
Jika kita diajak untuk mensyukuri
kebaikan Allah, maka biasanya jika keadaan kita baik, maka dengan mudah kita
dapat mengucap syukur. Tetapi jika keadaan kita tidak baik, maka kita akan
sulit untuk mensyukuri kebaikanNya. Padahal sesungguhnya kebaikan Allah,
tidaklah tergantung kepada baik atau buruknya keadaan kita. Sebenarnya, ketika
keadaan kita tidak baikpun, kita dapat merasakan kebaikan Allah. Hal inilah
yang diserukan oleh pemazmur dalam Mazmur 92 ini. Tentang kebaikan Allah yang
tidak terhingga dan tentang berkat-berkatNya dalam kehidupan kita.
Penjelasan
Nas
1.
Ajakan
untuk mensyukuri kebaikan Tuhan Allah (ay.1-5)
Kebaikan Tuhan nyata terlihat dalam
karya penciptaan dan penyelamatanNya. Saat Allah menciptakan dunia dan isinya,
Ia berkata semua baik, namun saat Ia menciptakan manusia, Allah berkata 'sangat
baik', sebab Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Allah
menciptakan kita dalam keadaan yang sangat baik supaya kita mengembangkan
potensi yang kita miliki untuk kemuliaan namaNya.
Selanjutnya, ketika manusia jatuh
kedalam dosa, maka Allah kembali memperlihatkan kebaikanNya. Ia bertindak untuk
menyelamatkan manusia.
Oleh karena itulah, pemazmur
menyerukan untuk memuliakan kasih Tuhan, serta memberitakan kasih setiaNya pada
waktu paggi dan malam. Artinya dalam setiap kesempatan, kita terpanggil untuk
memuliakan Tuhan. Selain itu, pemazmur juga mengajak umat untuk memuliakan
Tuhan dengan alat-alat music seperti gambus dan kecapi. Gambus dan kecapi
adalah alat musik yang ada pada masyarakat Israel pada masa itu. Penyebutan alat-alat musik ini, menggambarkan
ajakan untuk memuji Tuhan dengan apa yang ada pada kita. Sehingga orang lain
juga dapat merasakan kebaikan Tuhan.
2.
Berkat
Tuhan bagi orang benar yang setia dalam firman Tuhan (ay.11-16)
Dalam ayat 11-12, kita melihat
bagaimana pemazmur mengungkapkan pembelaannya terhadap musuh-musuhnya. Pemazmur
merasakan bagaimana Tuhan meluputkan dirinya dari tangan musuh-musuhnya. Selanjutnya
pada ayat 13-16 pemazmur menggambarkan keberadaan orang benar seperti
pohon korma yang tumbuh dan seperti pohon aras yang tumbuh subur di Libanon.
Ada hal yang menarik dengan pohon
korma. Biasanya daun korma dipakai untuk membuat pondok pada hari raya Pondok
Daun. Hari raya pondok daun adalah hari raya mensyukuri berkat Tuhan atas hasil
panen yang mereka terima dan juga perenungan atas pemeliharaan ketika
mengembara di padang gurun sewaktu keluar dari Mesir. Oleh karena itu, gambaran tentang pohon
korma mempunyai arti pemeliharaan/
naungan Allah.
Sedangkan yang menarik dari gambaran
kayu aras adalah bahwa kayu dari pohon aras terkenal baik dan kuat. Itu
sebabnya kayu itulah yang dipakai untuk membangun bait Allah. Allah adalah
kekuatan kita [Mzm 23:1]. Dia memberi kekuatan untuk menanggung segala perkara
[Flp 4:13]. Jadilah umat yang kuat, sampai masa tuapun masih berbuah, menjadi
gemuk dan segar untuk memberitakan kebaikan Tuhan [Mzm 92:15-16] Umat Tuhan juga digambarkan seperti pohon
yang ditanam di dalam pelataran bait Allah. Pohon itu akan bertumbuh dan
bertunas.
Apa yang mau diperlihatkan melalui
penggambaran ini adalah bagaimana keberadaan orang benar ditengah-tengah dunia
ini. Ia akan bertumbuh dan terpelihara oleh karena persekutuanNya dengan Tuhan.
Bahkan dalam ayat 15-16 diungkapkan tentang
keadaan orang benar yang terpelihara sampai pada masa tuanya.
Renungan
1.
Kita diajak untuk mensyukuri
kebaikan Tuhan dalam keadaan apapun.
2.
Kita diajak untuk memberitakan
kebaikan Tuhan ke sekeliling kita.
3.
Kita diajak untuk meyakini bahwa
kesetiaan orang benar tidak akan berakhir secara sia-sia. Tuhan akan menyatakan
pembelaan dan berkatNya sesuai dengan ketentuan dan waktu Tuhan.